Auditor
Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah
kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional
terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan
tertutup. Auditor Empat Besar adalah sebagai berikut, dengan data
terakhirnya:
Firma
|
Pendapatan
|
Karyawan
|
Tahun
Fiskal
|
$28.2
miliar
|
146.700
|
2008
|
|
$27.4
miliar
|
165.000
|
2008
|
|
$24.5
miliar
|
130.000
|
2008
|
|
$19.8
miliar
|
123.000
|
2007
|
Kelompok ini sempat dikenal
sebagai "Delapan Besar", dan berkurang menjadi "Lima Besar"
melalui serangkaian kegiatan merger.
Lima Besar menjadi Empat Besar setelah keruntuhan Arthur Andersen pada 2002,
karena keterlibatannya dalam Skandal Enron.
Merger
dan Auditor Besar
Sejak tahun 1989, merger dan satu skandal besar yang
melibatkan Arthur Andersen telah mengurangi jumlah firma akuntansi besar dari
delapan menjadi empat.
Big
8 (sampai 1989)
Dalam tahun 1979, kantor-kantor tersebut disebut sebagai the
Big 8 yang merupakan dominasi internasional dari delapan kantor akuntan
terbesar:
1.
Arthur Andersen
2. Arthur
Young & Company
3. Coopers
& Lybrand
4. Ernst
& Whinney (dahulu Ernst & Ernst)
5. Haskins
& Sells (bergabung dengan sebuah kantor dari Eropa
yang pada akhirnya menjadi Deloitte, Haskins and Sells)
6. KPMG (terbentuk karena
bergabungnya Peat Marwick International dan KMG Group)
7. Price
Waterhouse
8. Touche
Ross
The Big 8
itu sendiri sebelumnya juga merupakan hasil beberapa penggabungan.
Big
6 (1989 - 1998)
The Big 8
berubah menjadi the Big 6 dalam tahun 1989 pada saat Ernst & Whinney bergabung
dengan Arthur Young membentuk Ernst & Young di bulan Juni dan Deloitte, Haskins & Sells
bergabung dengan Touche Ross membentuk Deloitte & Touche di
bulan Agustus.
Big
5 (1998-2002)
The Big 6
berubah menjadi the Big 5 di bulan Juli 1998 pada saat Price Waterhouse bergabung
dengan Coopers & Lybrand membentuk PricewaterhouseCoopers.
Big
4 (mulai 2002)
Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa
melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pengauditan Enron, dan menutup-nutupi kerugian jutaan dolar dalam Skandal Enron yang meledak pada tahun 2001. Hasil keputusan hukum secara efektif
menyebabkan kebangkrutan global dari bisnis Arthur Andersen. Kantor-kantor
koleganya di seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen
seluruhnya dijual dan kebanyakan menjadi anggota kantor akuntan internasional
lainnya. Di Britania Raya, para partner Arthur Andersen setempat kebanyakan
bergabung dengan Ernst
& Young dan Deloitte
Touche Tohmatsu. Di Indonesia, para partner Arthur Andersen pada
akhirnya bergabung dengan Ernst
& Young.
Bangkrutnya Arthur Andersen meninggalkan hanya
empat kantor akuntan internasional di seluruh dunia, yang menyebabkan masalah
besar bagi perusahaan-perusahaan internasional besar, karena mereka diharuskan
untuk menggunakan kantor akuntan yang berbeda untuk pekerjaan audit perusahaan
dan layanan non-auditnya. Karena itu, hilangnya salah satu kantor akuntan besar
itu telah menurunkan tingkat kompetisi di antara kantor-kantor akuntan dan
menyebabkan meningkatnya beban akuntansi bagi banyak klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar